Press Release
Apel Akbar Hari Pancasila 1 Juni 2008
63 tahun Pancasila
”SATU INDONESIA UNTUK SEMUA”
1 Juni 1945, Pancasila dilahirkan oleh para founding father negara Indonesia sebagai dasar dan falsafah bernegara. Pancasila lahir dalam konteks bangsa Indonesia yang tersusun atas perbedaan-perbedaan agama, keyakinan, golongan, suku dan lainnya. Sejak awal Pancasila didorong menjadi dasar untuk memberikan orientasi kehidupan bersama sebagai bangsa. Dalam realitas perbedaan antropologis dan sosiologis, Pancasila hadir sebagai pemersatu bangsa Indonesia.
Saat ini, sudah 10 tahun reformasi bergulir. Reformasi yang berupaya mengembalikan Pancasila sebagai falsafah dan dasar negara yang sesungguhnya, dari kungkungan pemaknaan tunggal dan indoktrinasi ala Orde Baru untuk mempertahankan kekuasaannya.
Saat ini, sudah 63 tahun sejak Pancasila dilahirkan, negara ini secara perlahan digiring untuk menjadi negara yang terpecah belah oleh sektarianisme dan radikalisme berlatar agama. Kasus penutupan gereja, penghancuran pura, pengusiran komunitas yang berbeda keyakinan dari tanah miliknya sendiri, pembakaran dan penyegelan masjid, dan pelarangan ibadah, bahkan pembunuhan terhadap orang yang dianggap sesat, membuat kita harus bertanya ulang tentang arah pergerakan bangsa ini.
Dalam situasi itu, mengembalikan Pancasila sebagai pemersatu menjadi penting. Pancasila sebagai dasar negara, sebagai dasar penghargaan terhadap perbedaan, solidaritas sebagai bagian bangsa Indonesia, dan perjuangan bersama menuju keadilan sosial dalam wadah negara Indonesia. Indonesia ada karena Pancasila. Karena itu kita harus menghadirkan kembali Pancasila. Agar perbedaan tidak menjadi alat pemecah belah dan penumpah darah. Agar kebenaran tak hanya dimonopoli oleh sekelompok orang. Agar seluruh potensi bangsa dapat berkonsentrasi bahu-membahu untuk memajukan bangsa ini dan menjaga martabatnya.
Marilah kita jaga Republik kita.
Marilah kita pertahankan hak-hak asasi kita.
Marilah kita kembalikan persatuan kita.
Marilah kita kembalikan Pancasila kita.
Jakarta, 1 Juni 2008
Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB)
Indonesian Conference on Religion and Peace, National Integration Movement, The Wahid Institute, Kontras, LBH Jakarta, Jaringan Islam Kampus, Jaringan Islam Liberal, Lembaga Studi Agama dan Filsafat, Generasi Muda Antar Iman, Institut DIAN/Interfidei, Masyarakat Dialog Antar Agama, Komunitas Jatimulya, eLSAM, Lakpesdam NU, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika, Lembaga Kajian Agama dan Jender, Pusaka Padang, Yayasan Tunas Muda Indonesia, Konferensi Waligereja Indonesia, Crisis Center GKI, Persekutuan Gereja-gereja Indonesia, Forum Mahasiswa Ciputat, Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Gerakan Ahmadiyah Indonesia, Tim Pembela Kebebasan Beragama, El Ai Em Ambon, Fatayat NU, Yayasan Ahimsa (YA), Jakarta, Gedong Gandhi Ashram (GGA) Bali, Koalisi Perempuan Indonesia (KPI), Dinamika Edukasi Dasar (DED) Jogjakarta, Forum Persaudaraan Antar-Umat Beriman Jogjakarta, Forum Suara Hati Kebersamaan Bangsa (FSHKB) Surakarta, SHEEP Indonesia Jogjakarta, Forum Lintas Agama Jawa Timur Surabaya, Lembaga Kajian Agama dan Sosial Surabaya, LSM Adriani Poso, PRKP Poso, Komunitas Gereja Damai, Komunitas Gereja Sukapura, GAKTANA, Wahana Kebangsaan, Yayasan Tifa, Komunitas Penghayat, Forum Mahasiswa Syariah se-Indonesia NTB, Relawan untuk Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (REDHAM) Lombok, Forum Komunikasi Lintas Iman Gorontalo, Crisis Center SAG Manado, LK3 Banjarmasin, Forum Dialog Antar Kita (FORLOG-Antar Kita) Sulawesi Selatan Makassar, Jaringan Antar-iman se-Sulawesi, Forum Dialog Kalimantan Selatan (FORLOG KALSEL) Banjarmasin, PERCIK Salatiga, Sumatera Cultural Institut Medan, Muslim Institut Medan; PUSHAM UII Jogjakarta, Swabine Yasmine Flores-Ende, Komunitas Peradaban Aceh, Yayasan Jurnal Perempuan, AJI Damai Yogyakarta, Ashram Gandhi Puri Bali, Gerakan Nurani Ibu, Rumah Indonesia, BEM STF Driyarkara
19 komentar
Comments feed for this article
Juni 8, 2008 pada 1:10 pm
K. umara
indonesia yang majemuk membutuhkan organisasi macam AKKBB, apalagi kini, ketika “lawan” dari (mislanya) kebebasan beragama dan berkeyakinan itu bukan lagi negara, melainkan elemen-elemen civil society itu sendiri. jangan biarkan negara-bangsa ini dirampas kelompok-kelompok sektarian-fasistik. AKKBB, maju terus!
Juni 11, 2008 pada 2:33 am
Sumardi
Jadi pak Putradi tidak yakin kalau AKKBB itu dibiayai asing? Kalau tidak dibiayai asing semacam The Asia Foundation, apa mereka pada iuran untuk membiayai program kerjanya?kalau bpk masih ragu, tanya aja sama mereka: dapat dana dari mana?
Juni 11, 2008 pada 4:58 pm
Ananda Putra
Wahai AKKBB, kalau rumah Anda saya masuki, kemudian saya bikin rumah lagi di dalamnya sambil mengakui rumah Anda tersebut adalah rumah saya, apakah boleh?
Gini deh, numpang tanya aja, atas nama kebebasan berpendapat dan berorgansasi, kalau saya bikin sebuah organisasi yg bernama “Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan” (AKKBB) juga, trus kami membuat petisi untuk membubarkan Ahmadiyah (atau membuat gerakan-gerakan lain yg bertolak belakang dgn gerakan AKKBB kalian), apakah kalian diam saja?
Juni 13, 2008 pada 8:24 am
anhsari donna
Analogi dari ananda putra bagus sekali, dan harusnya itu yang para anggota AKKBB perhatikan. Jadi kalau anda memaksakan ahamdiyah untuk bisa bebad berdakwah di bendera ISLAM, yah tentunya tidak fair sekali dong. gampang kok, ahmadiyah mendingan tinggal ngaku agamanya adalah AHMADIYAH atau apa terserah deh ….
Yang jelas ISLAM itu sudah ada yang mematenkan. Jadi kalau dia melanggar hak paten itu yah gak jauh beda dengan tindakan yang melanggar hukum toh.
Untuk AKKBB ini di danai asing atau ada propaganda dibelakang ini… saya mah gak peduli, itu yang jelas para intel Indonesia udah pasti pada bergerak kok. Tinggal tunggu laporannya di berita aja. Atau mungkin para anggota KPK juga udah mulai bergerak ….. melakukan pengecekan dana asing…. jadi biar mereka yang memiliki wewenang yang jalan.
Ok … jadi make it simple aja yah AKKBB … kasih tau ahmadiyah … bilang aja kalau mereka bukan AGAMA ISLAM … kok susah sekali? kenapa anda yang jadinya tambah bingung he he he
Juni 14, 2008 pada 7:21 am
panda
echm….
saiia sih setuju klo ahmadiyah mank salah…
coz mreka ngaku2 islam..padahal mereka amat sangat melenceng dari ajaran islam yg benar….
tapi bukan dengan cara anarkis kan buat menghadapi mereka..??!
klo kta menghadapi mereka dg cara ‘murahan’ seperti itu..toh kita jadi gag ada bedanya ma ‘kelompok’ lain yg sering kita bilang ‘sesat’…
islam itu cinta damai…jadi hadapilah mereka dengan cara damai…
BUKAN dengan KEKERASAN…!!
Juni 21, 2008 pada 8:00 am
Buat Chodirin dan KH. Achidin Noor, MA.
Chodirin dan KH. Achidin Noor, MA., yang Anda baca itu buku yang PRO TERHADAP AHMADIYAH atau buku yang KONTRA TERHADAP AHMADIYAH??? kalo mau sejarah yang lengkap, coba baca yang bener…. jangan sebelah pihak aja… nggak Adil… Sok tahu aja ente itu namanya, bersikap adil dong!!!
lagian itu TADZKIRAH ente dapet darimana? beli dipasaran? minta langsung sama orang Ahmadiyahnya, baru itu yang asli. trus minta sekaligus penjelasannya sama orang Ahmadiyah, (sayang SKB keluar jadi ente gak bisa minta penjelasan sama orang Ahmadiyah…) anda harus “…secara komprehensif dan tidak sepotong-sepotong”. itu kata2 ente sendiri loh…
Ayolah… sebagai orang yang berilmu pengetahuan, seharusnya kita melihat di berbagai sisi… jangan hanya satu sisi dan dengar kata teman… mungkin teman anda itu dengar kata teman lagi… jadinya ngaco… kalo mau menerima, ya harus seobjektif mungkin, tanya yang PRO dan yang KONTRA… dan tanya langsung kepada sumbernya… (tapi sayang SKB sudah keluar, anda tidak akan bisa bertanya langsung ke sumbernya).
SubhanALLAH… terhadap kerumitan dan kompleksitas otak manusia.
yaa… ALLAH… tunjukkanlah Mukjizatmu…
Juni 22, 2008 pada 8:52 am
Anto
Lhoh, justru logika Anda itu harus dipakaikan buat FPI: Kalau Anda tidak suka dengan Ahmadiyah, yang Anda demo harusnya polisi atau aparat negara, bukannya menghancurkan rumah ahmadiyah atau melakukan kekerasan terhadap pihak yang membela Ahmadiyah. Itu baru namanya negara hukum, bukan negara kekerasan. Bukan negara otot-ototan.
Juni 25, 2008 pada 5:55 am
isyqman
Buat mereka yang suka bawa2 Islam untuk membela kemasiatan: Islam rahmatan lil alamin itu bukan berarti membiarkan kemaksiatan apalagi membela2 kemasiatan. Kalau mau seperti itu ya jangan bawa-bawa Islam. Islam ko disama2in dengan umat yang dibenci dan dimurkai oleh Alloh, yang membiarkan kemasiatan. Apalagi pelaku kemaksiatan itu cuma dibiarkan, dan tidak disadarkan, yang diurus cuma kekuasaan dan harta. Kalau ulama, ya su’i – ulama dunia.
Trus siapa bilang Rasululloh SAW tidak bersikap keras terhadap pelaku maksiat? Jangan ambil separo2 donk hadistnya. Sudah jelas, tanda orang beriman itu, bersikap lemah lembut terhadap orang yang bener dan keras terhadap orang yang ga bener, yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Emangnya kalau pelaku maksiat ga dikerasin dan ga dicegah dapat membuat mereka meninggalkan kesombongannya karena telah bermaksiat ya, bisa bikin mereka takut buat mengulang lagi?
Juni 27, 2008 pada 5:58 am
Amerika
Setuju !!!
Juli 2, 2008 pada 9:26 am
antizionisjuga
Lhoh, bukannya Munarman justru yang rumahnya 7 biji gara2 jualan Islam?
Lihatlah siapa yang zionis:
Date: Tuesday, July 1, 2008, 11:06 PM
Akhir Juni 2008, PT. Abdi Bangsa Tbk (ABBA) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Bagi setiap perusahaan, RUPS merupakan suatu keharusan untuk bisa revitalisasi perusahaan. Demikian pula yang dilakukan ABBA sebagai pemilik Harian Umum Republika yang pendirian awalnya dimotori sejumlah tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang notabene visi dan misinya lebih kurang sebagai media massa cetak harian berbentuk koran yang menyuarakan aspirasi umat Islam sebagai tuan rumah di negeri ini.
Sudah sunnatullah, setiap apa-apa yang hendak meninggikan kalimah Allah, mendakwahkan kebenaran, berjuang demi tegaknya al–haq, dan melawan kebathilan, selalu saja diintai oleh musuh-musuh Alah SWT agar bisa dihancurkan atau dimandulkan perjuangannya. Demikian pula HU Republika.
(wallahu ‘alam)
RUPS akhir Juni kemarin selain membahas pengembangan konsep e-newspaper, berita online, dan layanan berita mobile, sebagai antisipasi perkembangan teknologi informasi di abad millenium, ternyata juga menampilkan wajah-wajah baru yang duduk dalam jajaran Dewan Komisaris ABBA, seperti KH. Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym dan mantan Pemimpin Kantor Berita Antara, Asro Kamal Rokan. Yang mengejutkan adalah masuknya CEO The Independent News Media Group (INM) Gavin O’Reilly dalam jajaran Dewan Komisaris ABBA. Orang yang satu ini layak untuk dikritisi. Siapa sebenarnya Gavin O’Reilly?
Pengusaha Yahudi Kaya
Gavin O’Reilly adalah salah satu anak dari Milyader Yahudi Irlandia bernama Sir Anthony O’Reilly yang masuk dalam daftar 288 Pengusaha Yahud Terkaya Dunia versi Jew Watch (www.jewwatch. com/jew-leaders- list-of-jewish- millionaires. html). Keluarga milyarder ini terhimpun dalam Yayasan O’Reilly yang bergerak di berbagai bidang, antara lain mendukung pengembangan Jewish Studies (www.tcd.ie/ trinityfoundatio n/foundationboar d/tfboreilly. php).
Sir Anthony O’Reilly yang merupakan pendiri INM menempatkan anaknya, Gavin O’Reilly, sebagai ‘watchdog’ di jajaran Dewan Komisaris ABBA dengan nilai saham yang dikuasainya sebesar 20%, sebuah angka yang tidak kecil. Sekilas tentang Sir Anthony O’Reilly dan Gavin O’Reilly bisa kita simak di wikipedia.
Dalam percaturan perekonomian global yang dikomandani sistem kapitalistik, sesungguhnya amat wajar siapa pun bisa menguasai atau menjadi bagian perusahaan apa pun. Sekat-sekat geografis suatu negara tidak lagi menjadi soal. Hanya saja, HU Republika yang dikenal selama ini sebagai ‘media massa milik umat Islam Indonesia’ yang harusnya memiliki ideologi dakwah Islam dan tidak menghalalkan segala cara terkesan ‘aneh bin janggal’ jika mau-maunya menerima seorang milyader Yahudi menjadi salah satu anggota dewan komisarisnya. Umat Islam Indonesia patut bertanya, “Ada apa dengan HU Republika?”(rz)
sumber : http://www.eramusli m.com/berita/ tha/8701101044- milyader- yahudi-jadi- komisaris- hu-republika. htm
Oktober 6, 2008 pada 6:25 am
Safri Tilar
Assalaamu’alaikum wrwb,
Toek semua komentator, menurut kebenaran masing-masing sangat benar, terpenting lagi, kembali ke masing-masing, coba mari kita telaah, buka di Qur’an Surah Al An’am, 6 : 116 – 117, dan An Nahl, 16 : 125,
Tentang kebenaran ada di Qur’an Surah Al Kahfi, 18:29,
Tentang orang-orang yang diberi/dianugerahi “Nikmat” :
-Al Fatihah, 1: 6
-Annisa, 4:69-74
-Al Maidah, 5:20
wassalaam,
Tilari
Oktober 6, 2008 pada 6:49 am
Safri Tilar
jikalau semua mengaku Islam, ga perlu takut ! Islam adalah agama yang di Ridhoi Allah Ta’ala,
Islam adalah agama Rahmatan Lil ‘Alamin ! mudah kok, cara membuktikan bahwa ia adalah seorang Islam, yaitu slalu berprasangka baik, menjalankan rukun Iman dan rukun Islam ! jangan sekedar shalat tunggang tungging, tapi amal sholehnya sesuai dengan apa yang di contoh kan Junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw.
Kuncinya mencontoh betul-betul Rasulullah Saw. Insya Allah,
Maa ‘Ana, Wa ashabi
sepertiku/sunnahku (kenabian Rasulullah Saw) dan para sahabatku (khalifah)
Rasulullah Saw bersabda, Islam terpecah menjadi 73 Golongan,
hanya 1 yang benar, buktikan menurut golongan anda yang benar bahwa mencontoh Rasulullah Saw., bukan saling kafir mengkafirkan(sesat menyesatkan)
Allah Ta’ala dalam Al Qur’an Suci, ada 2 Golongan :
Q.S. Hud, 11:24,
yg Artinya :
Perbandingan kedua golongan itu, (orang kafir & orang Mukmin), seperti orang Buta&Tuli (KAFIR) dengan orang yang dapat melihat&mendengar (MUKMIN), adalah kedua golongan itu sama keadaan & sifatnya ?
Thanks
Oktober 6, 2008 pada 7:58 am
Tolong AKKBB bubar
Aku sangat resah dengan kehadiran AKKBB di Indonesia ini,
Jujur aku sedih dengan AKKBB yang telah berhasil memecah-belah agama (Islam di Indonesia)
Aku jadi berpikir, memanglah jualan produk berkedok HAM, pluralisme, cinta damai dan cinta kasih, emansipasi, dsb. sangat begitu menjual namun di balik itu adalah memperkeruh suasana saja.
Seandainya saya mendirikan agama baru, sempalan agama Islam atau Kristen, Hindu, Buddha versi aku dengan pembaharuan aku apakah AKKBB akan melindungi aku juga?
Nah lho, keagaamaan kita telah diburamkan oleh AKKBB ini, sungguh aku sedih…
Mohon sekali lagi bubarkan AKKBB.
Oktober 7, 2008 pada 8:01 am
Albertina
Gw juga setuju kalau AKKBB ini dibubarkan, karena sudah jelas memecah belah umat beragama, menjadi pelindung para penista agama dengan menjual produk cinta kasih berkedok palsu Liberal-Sekuler!
AKKBB itu mengusung paham HUMANISME LIBERAL! Ini bahaya untuk kelangsungan generasi muda Indonesia yang agamis dan beragam ini.
FPI harap pergerakkannya lebih santun, jangan pakai kekerasan, kalau sudah begitu baru FPI harus dikembangkan, salut saya dengan ketegasan agama Islam, sehingga kokoh ajarannya tidak diubah-ubah seenak kepentingan manusia.
Albertina E.
Oktober 7, 2008 pada 2:15 pm
Ikhsan
Salam,
Saya setuju AKKBB ini sudah bikin resah, untuk kita yang “melek” bisa mengkaji organisasi seperti AKKBB ini. TAPI UNTUK ORANG AWAM? Pasti akan terbawa arus produk “HAM, pluralisme, emansipasi” berkedok semata sementara penggembosan terhadap kemurnian akidah semakin langgeng!
Budaya agama itu PLURALITAS, rahmatan lil alamin!
Buada AKKBB itu PLURALISME, humanisme liberal!
AKKBB seolah-olah “terpuji dan mulia” membela keberagaman, namun nyatanya penuh dengan produk liberak-sekuler pluralisme, menggelikan ya kawan-kawan? Saya sedih dengan hal ini, prihatin dan miris dengan kehadiran AKKBB!
Untuk FPI saya pun SANGAT SANGAT TIDAK SETUJU DENGAN KEKERASAN! Islam itu tegas bukan keras sahabat, tapi saya kagum dengan semangat perjuangannya tapi tidak untuk kekerasannya, semoga FPI bisa belajar membaca zaman bahwa dakwah itu harus dengan cara yang santun, sebarkan rahmatnya bagi semesta karena kebenaran itu hak semua manusia, semoga cara-cara yang ditempuh bisa lebih elegan!
Bubarkan AKKBB!
Perbaiki gerakan FPI menjadi dakwah yang santun!
Jangan ada lagi kekerasan!!!
Oktober 8, 2008 pada 7:17 am
Fathur
AKKBB tolong hentikan pembodohan humanisme liberal kalian,
Kami sudah reah dengan kehadiran AKKBB
Harap bijak, Islam dan agama lain jangan dipecah-belah
Islam itu tegas tapi tidak galak!
Salut untuk perjuangan FPI, tapi tidak untuk kekerasannya!
Saya harap semangat FPI bisa ditiru dalam hal membela agama dan kebenaran tetapi tidak untuk kekerasannya!
FPI, coba langkah dakwah kalian lebih santun, umat Islam bersatulah,
Sebarkan rahmatnya bagi semesta!
Dunia mirip sinetron, yang benar di hujat yang buruk dipuja-puji hanya dengan berkedok menjual demokrasi dan HAM palsu, liberalisme sekulerisme makanan kita, tanpa disadari menggerogoti keneragamaan kita.
Oktober 9, 2008 pada 12:58 pm
Safira
Tadinya aku pikir AKKBB itu bagus dan terpuji, ternyata oh ternyata…
Oktober 11, 2008 pada 6:00 am
Gomez
AKKBB emang norak! Jargon humanisme liberal sungguh meresahkan masyarakat Indonesia!
November 13, 2008 pada 2:54 pm
KH. Achidin Noor, MA.
Saya punya Kitab Tadzkirah dari orang Ahmadiyah sendiri, saya juga diberi buku-buku lainnya langsung dari teman Dialog dgn Ahmadiyah yaitu Drs Abdur Rozzak. Saya baca banyak tentang Ahmadiyah dari buku mereka sendiri dan 5 kali dialog di gedung DPRD Kuningan. Kesimpulannya bahwa (yang dianggap) wahyu2 kepada Mirza semuanya wahyu syetan. jadi semuanya adalah bualan Mirza … silahkan kaji saja semua wahyu2 tersebut dari sisi bahasa Arab (yang berbahasa Arab), sisi aqidah dan sisi kriteria umum tentang wahyu Allah. Mirza adalah salah satu bukti kebenaran kabar ghoib dari Rasulullah tentang akan datangnya Nabi2 pendusta setelah beliau.